Indosat: Dari BUMN ke Perusahaan Gabungan dengan Tri

Bagas Setyawan

Indosat adalah salah satu operator telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan penuh dinamika. Berikut ini adalah ringkasan perjalanan Indosat dari awal berdiri hingga kini bergabung dengan Tri Indonesia.

Awal Berdiri sebagai Perusahaan Penanaman Modal Asing

Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai perusahaan penanaman modal asing yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional di Indonesia. Indosat menjadi salah satu perusahaan PMA pertama sejak diberlakukannya UU Penanaman Modal Asing di Indonesia. American Cable & Radio Corporation (ACR) anak perusahaan telekomunikasi AS bernama International Telephone & Telegraph Corporation (ITT) mengawali Indosat dengan modal 6 juta dolar AS.

Diakuisisi oleh Pemerintah Indonesia

Pada tahun 1980, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengakuisisi saham Indosat untuk mendukung program satelit Orde Baru saat itu. Keputusan ini juga sempat mengalami resistensi dari beberapa pihak yang takut jika nasionalisasi akan berdampak buruk pada investasi asing karena pemerintah sedang giat-giatnya menghimpun dana asing untuk pembangunan.

Melantai di Bursa Efek dan Mendirikan Telkomsel

Setelah menjadi BUMN, perusahaan ini kemudian melantai ke bursa efek pada tahun 1994 dan berhasil mengumpulkan dana IPO sebesar Rp 724,85 miliar dari penawaran 103,55 saham (35%) di harga Rp 7.000 per saham. Setahun setelahnya, Indosat bersama Telkomsel mendirikan perusahaan patungan yang merupakan salah satu operator seluler pertama dan hingga saat ini mendominasi industri telekomunikasi seluler Indonesia, Telkomsel. Beberapa tahun setelahnya kerja sama ini putus, dengan Telkom kemudian menjadi pengendali tunggal dari Telkomsel setelah membeli saham Indosat. Sementara itu Indosat mengakuisisi saham Satelindo dan mendirikan IM3 untuk menyaingi Telkomsel.

Dijual ke Singapura dan Dioper ke Qatar

Hingga pada Desember 2002, di bawah kepresidenan Megawati Soekarnoputri, pemerintah memutuskan untuk melepas sebagian saham Indosat. Momen tersebut melekat di ingatan masyarakat Indonesia. Divestasi (pelepasan saham) dimenangkan oleh perusahaan negara tetangga, Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia). Alasan pemerintah menjual Indosat adalah untuk membayar utang luar negeri yang mencapai 57 miliar dolar AS saat itu. Namun keputusan ini menuai kritik dari berbagai kalangan yang menilai bahwa Indosat adalah aset strategis yang tidak seharusnya dilepas ke asing. Pada tahun 2008, ST Telemedia menjual sebagian besar sahamnya di Indosat kepada Ooredoo Group asal Qatar yang kemudian menjadi pemegang saham pengendali hingga saat ini.

Bergabung dengan Tri Indonesia

Pada tahun 2021, Ooredoo Group dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) resmi mengumumkan penandatanganan dari kesepakatan transaksi definitif untuk pengajuan penggabungan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia, yaitu PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) atau Tri Indonesia. Perusahaan gabungan akan kemudian diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison). Setelah penggabungan, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison. Penggabungan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, sinergi, dan daya saing di industri telekomunikasi Indonesia yang semakin kompetitif.

: Sejarah Indosat: BUMN yang Dijual ke Singapura di Era Megawati – Kompas.com
: Sejarah Indosat: Dijual Megawati sampai Bergabung dengan Tri
: Perjalanan Indosat: Dibeli Soeharto, Dijual Megawati, Kini Merger …
: Terungkap! Ini Alasan Mengapa Megawati Menjual Indosat ke Singapura
: Sejarah Indosat, BUMN yang Pernah Dijual di Era Megawati – detikFinance
: Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia Resmi Merger, Ini Nama Barunya

Also Read

Bagikan:

Ads - Before Footer