Kenapa By.U Mahal? Ini Penjelasan dari Provider Digital Pertama di Indonesia

Dimas Mardiansyah

By.U adalah provider digital pertama di Indonesia yang membebaskan penggunanya dalam memilih kuota, topping kuota, nomor ponsel, mendapatkan kartu SIM dan cara membayar dalam satu aplikasi saja. By.U mengklaim bahwa dengan sistem ini, penggunanya bisa mendapatkan paket internet yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka.

Namun, beberapa waktu lalu, By.U mengubah harga paket internetnya untuk wilayah Papua dan Maluku. Paket internet yang sebelumnya unlimited 2 Mbps dengan harga Rp 150 ribu per 30 hari, kini menjadi 20 GB dengan harga yang sama. Paket internet 12 GB per 30 hari yang sebelumnya Rp 50 ribu, kini menjadi 3,5 GB dengan harga yang sama. Paket internet 3 GB per hari yang sebelumnya Rp 17 ribu, kini menjadi Rp 20 ribu.

Perubahan harga ini tentu saja menimbulkan kekecewaan dan protes dari para pengguna By.U di wilayah Papua dan Maluku. Mereka merasa didiskriminasi dan dianaktirikan oleh provider yang sebelumnya mereka percaya. Mereka juga mempertanyakan alasan di balik perbedaan harga ini, apakah ada biaya operasional yang lebih tinggi atau ada faktor lain yang mempengaruhi kebijakan By.U.

By.U sendiri belum memberikan penjelasan resmi mengenai alasan perubahan harga ini. Namun, berdasarkan beberapa sumber informasi terbaru , ada beberapa kemungkinan faktor yang bisa menjelaskan kenapa By.U mahal di Papua dan Maluku, yaitu:

  • Biaya infrastruktur jaringan. By.U merupakan anak perusahaan dari Telkomsel, salah satu operator seluler terbesar di Indonesia. Telkomsel memiliki jaringan yang luas dan menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk Papua dan Maluku. Namun, untuk membangun dan memelihara jaringan di wilayah tersebut tentu saja membutuhkan biaya yang lebih besar daripada wilayah lain yang lebih mudah dijangkau. Biaya ini kemungkinan ditanggung oleh By.U sebagai bagian dari kerjasama dengan Telkomsel.
  • Persaingan pasar. By.U merupakan provider digital yang baru berdiri pada tahun 2019. Sebagai pendatang baru, By.U harus bersaing dengan provider lain yang sudah lebih lama dan memiliki basis pelanggan yang lebih besar. Di wilayah Papua dan Maluku, Telkomsel merupakan salah satu provider yang dominan dan memiliki loyalitas pelanggan yang tinggi. By.U kemungkinan mengubah harga paket internetnya untuk menyesuaikan dengan harga pasar dan menghindari kanibalisasi dengan induk perusahaannya.
  • Permintaan dan penawaran. By.U mengusung konsep provider digital yang memungkinkan penggunanya untuk mengatur sendiri paket internetnya melalui aplikasi. Konsep ini tentu saja menarik bagi pengguna yang ingin lebih fleksibel dan hemat dalam menggunakan internet. Namun, konsep ini juga bergantung pada tingkat literasi digital dan akses internet dari pengguna. Di wilayah Papua dan Maluku, kemungkinan tingkat literasi digital dan akses internet masih rendah dibandingkan dengan wilayah lain. Hal ini berdampak pada permintaan paket internet By.U yang juga rendah. Sementara itu, penawaran paket internet By.U juga terbatas karena keterbatasan infrastruktur jaringan. Oleh karena itu, By.U kemungkinan menaikkan harga paket internetnya untuk menutup biaya operasional dan mendapatkan keuntungan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan kenapa By.U mahal di Papua dan Maluku. Namun, faktor-faktor ini belum tentu benar dan valid karena belum ada konfirmasi resmi dari pihak By.U sendiri. Oleh karena itu, kami mengharapkan agar By.U segera memberikan klarifikasi dan transparansi mengenai alasan perubahan harga ini kepada para penggunanya, khususnya di wilayah Papua dan Maluku. Kami juga berharap agar By.U tetap memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada seluruh penggunanya di seluruh Indonesia.

Also Read

Bagikan:

Tinggalkan komentar

Ads - Before Footer