Kupas Tuntas: Tri Cakti Manguta, Filosofi Hidup Masyarakat Madura yang Mendunia

Modisa Ratnasari

Pendahuluan

Di antara keragaman budaya Indonesia, Madura menyimpan filosofi hidup yang unik dan mendunia dikenal sebagai Tri Cakti Manguta. Filosofi ini telah menjadi pedoman bagi masyarakat Madura dalam menjalani kehidupan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun dalam hubungan dengan Tuhan.

Asal-usul Tri Cakti Manguta

Asal-usul Tri Cakti Manguta bermula dari ajaran Sunan Pakaian yang menyebarkan agama Islam di Madura pada abad ke-15. Tri Cakti Manguta pertama kali diajarkan oleh murid-murid Sunan Pakaian, yaitu Pangeran Katandur dan Raden Sagara.

Makna Tri Cakti Manguta

Tri cakti atau tiga prinsip dasar dalam Tri Cakti Manguta terdiri dari:

  1. Takwa Lan Tetep Ning Allah (Taat Kepada Tuhan)
    Prinsip pertama ini menekankan pentingnya ketakwaan dan keyakinan yang kuat kepada Tuhan. Masyarakat Madura percaya bahwa hidup di dunia adalah untuk mengabdi kepada Tuhan dan menjalankan perintah-Nya.
  2. Sareh Lan Salamet Ning Wong Liya (Hormat dan Peduli pada Sesama)
    Prinsip kedua mengajarkan untuk menghormati dan peduli pada sesama manusia. Masyarakat Madura menjunjung tinggi nilai gotong royong, saling membantu, dan menghargai perbedaan.
  3. Otong Lan Pemaen Ning Bhumi (Bekerja Keras dan Berbuat Baik di Dunia)
    Prinsip ketiga menekankan pentingnya kerja keras dan berbuat baik di dunia. Masyarakat Madura percaya bahwa hidup di dunia adalah kesempatan untuk beribadah melalui amal perbuatan.

Penerapan Tri Cakti Manguta dalam Kehidupan Sehari-hari

Tri Cakti Manguta telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Madura dan diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain:

  • Kehidupan Keagamaan: Masyarakat Madura sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan menjadikan Tri Cakti Manguta sebagai panduan dalam menjalankan ibadah.
  • Kehidupan Sosial: Tri Cakti Manguta mengajarkan masyarakat Madura untuk saling menghormati, menjaga kerukunan, dan membantu sesama yang membutuhkan.
  • Kehidupan Ekonomi: Masyarakat Madura dikenal dengan etos kerjanya yang tinggi. Mereka percaya bahwa kerja keras dan kejujuran adalah kunci keberhasilan.
  • Kehidupan Budaya: Tri Cakti Manguta tercermin dalam berbagai tradisi dan kesenian Madura, seperti Tari Gandrung, Wayang Topeng, dan Musik Saronen.

Pengaruh Tri Cakti Manguta di Luar Madura

Filosofi Tri Cakti Manguta telah menyebar luas tidak hanya di Madura, tetapi juga ke berbagai daerah lain di Indonesia. Bahkan, filosofi ini telah dikenal di luar negeri, khususnya di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Penyebaran Tri Cakti Manguta di luar Madura disebabkan oleh migrasi masyarakat Madura ke daerah lain. Mereka membawa serta nilai-nilai dan filosofi hidup yang dianutnya, sehingga Tri Cakti Manguta menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia.

Relevansi Tri Cakti Manguta di Era Modern

Di era modern, Tri Cakti Manguta tetap relevan dan menjadi pedoman hidup yang berharga bagi masyarakat Madura. Filosofi ini mengajarkan nilai-nilai universal seperti ketakwaan, kepedulian, dan kerja keras, yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan kehidupan masa kini.

Dalam konteks masyarakat global, Tri Cakti Manguta dapat menjadi inspirasi bagi semua orang untuk hidup harmonis, saling menghormati, dan bekerja sama demi kebaikan bersama.

Penutup

Tri Cakti Manguta merupakan filosofi hidup yang kaya dan mendalam yang telah membentuk karakter masyarakat Madura. Nilai-nilai ketakwaan, kepedulian, dan kerja keras dalam Tri Cakti Manguta telah menjadi pedoman yang memandu masyarakat Madura dalam menjalani kehidupan, baik di dalam maupun di luar lingkungannya. Dengan memahami dan mengamalkan Tri Cakti Manguta, kita dapat memperkaya kehidupan kita dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

Also Read

Bagikan:

Ads - Before Footer