Jaringan 3G adalah salah satu teknologi komunikasi seluler yang sudah mulai ditinggalkan oleh banyak operator telekomunikasi di Indonesia. Alasannya, jaringan 3G sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan pengguna internet yang semakin tinggi dan membutuhkan kecepatan yang lebih baik. Selain itu, jaringan 3G juga memakan banyak spektrum frekuensi yang bisa digunakan untuk jaringan 4G atau 5G yang lebih canggih.
Salah satu operator telekomunikasi yang sudah mematikan jaringan 3G adalah Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), hasil merger antara Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia pada September 2021 lalu. IOH mengklaim telah menyuntik mati sinyal 3G mereka di seluruh Indonesia pada Desember 2022. Kini, jaringan mereka di Indonesia hanya tersisa 4G LTE dan 5G.
Namun, ada satu hal yang menarik dari proses shutdown 3G milik IOH. Ternyata, jaringan 3G milik iM3, salah satu produk Indosat Ooredoo sebelum merger, sudah hampir 100% dimatikan sejak lama. Sementara itu, jaringan 3G milik Tri, produk Tri Indonesia sebelum merger, baru selesai dimatikan belum lama ini.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa iM3 lebih cepat mematikan jaringan 3G daripada Tri? Apakah ada penyalahgunaan jaringan 3G milik Indosat oleh iM3? Apakah ada kerugian negara akibat hal ini?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita perlu melihat sejarah dan latar belakang dari iM3 dan Tri. iM3 adalah produk Indosat Ooredoo yang berfokus pada layanan data dan internet. iM3 sudah mengembangkan jaringan 4G sejak tahun 2015 dan terus meningkatkan kualitas dan cakupannya hingga saat ini.
Sementara itu, Tri adalah produk Tri Indonesia yang berfokus pada layanan suara dan SMS. Tri baru mengembangkan jaringan 4G sejak tahun 2018 dan masih memiliki banyak pelanggan yang menggunakan jaringan 3G. Tri juga memiliki spektrum frekuensi yang lebih terbatas daripada iM3.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa iM3 lebih cepat mematikan jaringan 3G daripada Tri karena iM3 sudah memiliki jaringan 4G yang lebih baik dan lebih luas daripada Tri. iM3 juga memiliki pelanggan yang lebih siap beralih ke jaringan 4G daripada Tri. Tidak ada penyalahgunaan jaringan 3G milik Indosat oleh iM3 karena iM3 adalah bagian dari Indosat Ooredoo sebelum merger dengan Tri. Tidak ada kerugian negara akibat hal ini karena shutdown 3G adalah keputusan bisnis yang sah dan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan telekomunikasi di Indonesia.