Wishnutama Kusubandio, sering kali hanya disebut Tama, adalah nama yang tidak asing lagi di industri media dan pemerintahan Indonesia. Lahir pada 4 Mei 1970 di Jayapura, Papua, Tama telah menunjukkan jejak langkah yang signifikan dalam karier profesionalnya.
Pendidikan dan Awal Karier
Tama menghabiskan masa sekolah menengahnya di SMP Tarakanita 5 Jakarta sebelum melanjutkan pendidikan di Kooralbyn International School di Queensland, Australia, dan International School of Singapore. Dia kemudian menyelesaikan kuliah Liberal Arts di Mount Ida College Boston dan mendalami ilmu komunikasi serta pertelevisian di Emerson College, Boston.
Karier Tama dimulai dari posisi yang sederhana sebagai Production Assistant di New England Cable News Amerika Serikat dan Assistant Director On Air Promotion di WHDH-TV, Boston. Pengalaman ini membentuk dasar keahliannya dalam industri media.
Jejak Karier di Industri Media
Setelah kembali ke Indonesia, Tama bergabung dengan Indosiar dan kemudian memegang posisi penting sebagai Direktur Utama Trans7 dan Trans TV. Namun, salah satu pencapaian terbesarnya adalah ketika dia menjadi salah satu pendiri NET Mediatama Televisi, yang mengubah lanskap televisi Indonesia dengan program-program inovatif dan segar.
Peran dalam Pemerintahan
Pada tahun 2019, Tama ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Selama masa jabatannya, dia berkontribusi pada pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata di Indonesia, sektor yang sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Komisaris di Perusahaan Teknologi
Setelah meninggalkan kabinet pemerintahan, Tama tidak berhenti berinovasi. Dia saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama di Telkomsel dan Tokopedia, dua perusahaan teknologi terkemuka di Indonesia. Perannya ini menunjukkan bahwa Tama tetap berkomitmen untuk membawa perubahan positif melalui teknologi digital.
Wishnutama Kusubandio adalah contoh nyata dari seorang pemimpin yang mampu beradaptasi dan berinovasi dalam berbagai bidang. Dari media hingga pemerintahan dan teknologi, Tama telah meninggalkan jejak yang tidak terhapuskan dalam sejarah modern Indonesia.