Sejarah panjang perjuangan kemerdekaan Indonesia diwarnai dengan beragam peristiwa dan pergerakan. Salah satu organisasi yang memainkan peran penting adalah Tri Koro Dharmo (TKD), yang kemudian berganti nama menjadi Jong Java. Perubahan nama ini mengundang pertanyaan mengenai alasan mendasar yang melatarbelakanginya.
Latar Belakang Berdirinya Tri Koro Dharmo
TKD berdiri pada 7 Maret 1915 di Jakarta atas inisiatif Ki Hajar Dewantara, Sunario, dan Douwes Dekker (DD). Organisasi ini beranggotakan pemuda-pemudi pelajar dan mahasiswa Jawa yang bercita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Nama "Tri Koro Dharmo" diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti "Tiga Tujuan Mulia". Ketiga tujuan tersebut meliputi:
- Memperkuat persatuan dan kesatuan suku Jawa
- Meningkatkan kemajuan intelektual dan ekonomi bangsa Jawa
- Mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
Alasan Di Balik Pergantian Nama
Pada kongres TKD ke-6 yang digelar di Solo pada 1929, muncul gagasan untuk mengganti nama menjadi Jong Java. Perubahan ini dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan, antara lain:
1. Perluasan Basis Keanggotaan
Sejak berdiri, TKD hanya menerima anggota dari suku Jawa. Perubahan nama menjadi Jong Java bertujuan memperluas basis keanggotaan dengan memasukkan pemuda-pemudi dari suku lain di Nusantara, terutama yang berasal dari pulau Jawa.
2. Semangat Nasionalisme
Pergantian nama juga dipicu oleh semangat nasionalisme yang semakin menguat di kalangan pemuda Indonesia. Nama "Jong Java" dianggap lebih mencerminkan cita-cita persatuan dan perjuangan seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya suku Jawa.
3. Perkembangan Politik
Pada tahun 1920-an, Indonesia sedang mengalami pergolakan politik. Muncul berbagai organisasi pergerakan yang memperjuangkan kemerdekaan. Perubahan nama menjadi Jong Java dipandang sebagai upaya menyatukan kekuatan dan menghindari persaingan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).
4. Sudut Pandang Kolonial
Pemerintah kolonial Belanda menilai nama "Tri Koro Dharmo" mengandung unsur kesukuan yang dapat memecah belah persatuan Indonesia. Pergantian nama menjadi Jong Java bertujuan meredakan kekhawatiran Belanda dan menjaga kelangsungan organisasi.
Proses Pergantian Nama
Pergantian nama dari Tri Koro Dharmo ke Jong Java tidak berjalan mulus. Perdebatan sengit terjadi dalam kongres TKD di Solo. Namun, akhirnya usulan perubahan nama diterima dengan suara terbanyak.
Pada 14 Oktober 1929, Jong Java secara resmi dideklarasikan sebagai nama baru organisasi. Sosok Soekarno, yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal TKD, turut berperan besar dalam proses perubahan nama ini.
Dampak Pergantian Nama
Pergantian nama ke Jong Java berdampak signifikan terhadap organisasi. Jong Java menjadi wadah perjuangan pemuda-pemudi dari berbagai suku di Nusantara. Organisasi ini juga turut melahirkan tokoh-tokoh pergerakan nasional, seperti Soekarno, Hatta, dan Sutan Sjahrir.
Jong Java memainkan peran penting dalam membangkitkan kesadaran nasional dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini menjadi salah satu cikal bakal pergerakan nasional yang pada akhirnya berhasil mencapai tujuannya.
Kesimpulan
Pergantian nama dari Tri Koro Dharmo ke Jong Java didasari oleh berbagai alasan strategis. Perluasan basis keanggotaan, semangat nasionalisme, perkembangan politik, dan sudut pandang kolonial menjadi faktor utama yang mendorong perubahan tersebut.
Nama Jong Java menjadi simbol persatuan dan perjuangan seluruh rakyat Indonesia, sekaligus menjadi wadah lahirnya para tokoh pergerakan nasional yang berjasa besar dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.