Misteri Penjualan Saham Indosat: Sebuah Tinjauan Mendalam

Modisa Ratnasari

Indosat, salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia, telah mengalami banyak perubahan kepemilikan saham sejak didirikan. Kisah ini dimulai ketika Presiden Soeharto membeli 100% saham Indosat dari International Telephone & Telegraph Corporation (ITT) pada tahun 1980-an, yang menandai awal dari kontrol penuh pemerintah Indonesia atas perusahaan ini.

Namun, perjalanan Indosat tidak berhenti di situ. Pada masa kepresidenan Megawati Soekarnoputri, terjadi divestasi saham Indosat yang mengejutkan banyak pihak. Saham Indosat dijual kepada Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia), yang sahamnya dikuasai oleh Temasek Holdings milik pemerintah Singapura. Keputusan ini menimbulkan berbagai reaksi dan menjadi topik hangat di kalangan masyarakat serta media.

Dalam perkembangannya, kepemilikan saham Indosat terus berubah. Saat ini, Ooredoo Asia Pte.Ltd dari Qatar memiliki 65% saham, disusul oleh pemerintah Republik Indonesia dengan 14,29%, dan sisanya dimiliki oleh publik. Perubahan kepemilikan ini tidak hanya mencerminkan dinamika bisnis tetapi juga geopolitik yang lebih luas.

Pertanyaan tentang siapa yang menjual saham Indosat dan mengapa mereka melakukannya tetap menjadi topik yang menarik dan penting. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi dan bisnis tetapi juga dengan sentimen nasionalisme dan kebijakan publik. Dengan demikian, penjualan saham Indosat bukan hanya transaksi bisnis semata, melainkan juga cerminan dari keputusan strategis yang memiliki dampak jangka panjang bagi industri telekomunikasi dan kedaulatan nasional Indonesia.
.

Also Read

Bagikan:

Ads - Before Footer