Misteri Tri Angga: Keseimbangan Kosmik dalam Arsitektur Bali

Bagas Setyawan

Tri Angga, sebuah konsep yang sering terdengar namun jarang dipahami secara mendalam. Konsep ini bukan hanya sekedar pembagian ruang, melainkan sebuah filosofi yang menggambarkan keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan. Dalam bahasa Sanskerta, ‘tri’ berarti tiga dan ‘angga’ berarti badan atau bagian. Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Tri Angga?

Etimologi dan Filosofi

Tri Angga adalah konsep arsitektur tradisional masyarakat Bali yang terkait dengan sistem kosmologi. Ini adalah cara masyarakat Bali memandang alam semesta dan mengimplementasikannya ke dalam struktur bangunan untuk menciptakan harmonisasi antara manusia dengan alam. Konsep ini berasal dari falsafah hidup masyarakat Bali, yaitu Tri Hita Karana, yang berarti tiga unsur kehidupan yang harus selalu dijaga: hubungan harmonis antara manusia dengan sesama, alam, dan Tuhan.

Struktur Budaya Tri Angga

Tri Angga merujuk pada tiga zona atau bagian dalam arsitektur Bali:

  1. Utama Mandala – Bagian utama dan paling suci, sering diibaratkan sebagai kepala.
  2. Madya Mandala – Wilayah menengah yang diibaratkan sebagai badan.
  3. Nista Mandala – Bagian luar dan terendah yang diibaratkan sebagai kaki.

Setiap zona memiliki peranannya masing-masing dalam menciptakan keseimbangan dalam desain arsitektur.

Implementasi dalam Arsitektur Modern

Meskipun berakar pada tradisi, konsep Tri Angga masih relevan dan dapat diterapkan dalam arsitektur modern. Dengan memahami filosofi di baliknya, arsitek dapat menciptakan ruang yang tidak hanya estetis tetapi juga penuh makna dan fungsi.

Tri Angga mengajarkan kita bahwa setiap elemen dalam desain harus memiliki tujuan dan harmoni dengan elemen lainnya. Ini adalah pelajaran berharga dalam era modern di mana kita sering kali terjebak pada keindahan tanpa fungsi.

Dengan mempelajari lebih lanjut tentang Tri Angga, kita dapat mengapresiasi kearifan lokal yang telah bertahan selama berabad-abad dan masih relevan hingga saat ini.

Also Read

Bagikan:

Ads - Before Footer