Tri Sutrisno: Jenderal Tentara dan Mantan Wakil Presiden Indonesia

Pasha Pratama

Pendahuluan

Tri Sutrisno merupakan sosok penting dalam sejarah militer dan politik Indonesia. Ia menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-6 dari tahun 1993 hingga 1998, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Sebelumnya, Tri Sutrisno mengukir prestasi gemilang sebagai jenderal dalam Angkatan Darat Indonesia.

Masa Muda dan Karier Militer

Tri Sutrisno lahir pada 18 November 1935, di Surabaya, Jawa Timur. Ia menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer Nasional pada tahun 1958. Karir militernya dimulai dengan bergabung ke dalam Komando Daerah Militer (Kodam) VIII/Brawijaya.

Tri Sutrisno menunjukkan kemampuannya yang luar biasa dalam berbagai operasi militer. Ia berperan aktif dalam operasi penumpasan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965. Tak hanya itu, ia juga terlibat dalam operasi militer di Timor Timur pada tahun 1975-1978.

Naik Pangkat dan Jabatan Penting

Prestasinya yang mentereng membawa Tri Sutrisno naik pangkat dengan cepat. Pada tahun 1985, ia diangkat menjadi Panglima Kodam III/Siliwangi. Dua tahun kemudian, ia dipromosikan menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VII/Wirabuana.

Karier militer Tri Sutrisno semakin moncer ketika ia ditunjuk sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada tahun 1988. Jabatan ini mengukuhkan posisinya sebagai salah satu jenderal paling berpengaruh di tentara Indonesia.

Wakil Presiden Indonesia

Pada tahun 1993, Tri Sutrisno dipilih oleh Presiden Soeharto sebagai Wakil Presiden Indonesia. Pemilihan ini menandai puncak karir politiknya. Sebagai wakil presiden, ia dikenal karena kedekatannya dengan Soeharto dan perannya dalam urusan keamanan dan ketertiban.

Selama masa jabatannya, Tri Sutrisno turut mengendalikan sejumlah operasi militer penting, termasuk operasi penumpasan kelompok separatis di Aceh dan Papua. Ia juga membantu Soeharto dalam menangani krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998.

Kontroversi

Masa jabatan Tri Sutrisno sebagai wakil presiden diwarnai dengan sejumlah kontroversi. Ia dituduh terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia selama operasi militer di Aceh dan Papua. Selain itu, ia juga dikaitkan dengan kasus korupsi yang melibatkan yayasan miliknya.

Setelah Menjabat Wakil Presiden

Setelah Soeharto mengundurkan diri pada tahun 1998, Tri Sutrisno memilih untuk mundur dari dunia politik. Ia kembali ke kampung halamannya di Surabaya dan aktif dalam kegiatan sosial. Ia mendirikan Yayasan Tri Sutrisno untuk membantu masyarakat kurang mampu dan menjadi Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD).

Akhir Hayat

Tri Sutrisno meninggal dunia pada 28 Maret 2022, di Jakarta, dalam usia 86 tahun. Ia meninggalkan seorang istri dan empat orang anak. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan seluruh rakyat Indonesia.

Kesimpulan

Tri Sutrisno merupakan seorang jenderal dan politisi yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia. Karir militernya yang gemilang mengantarkannya ke puncak jabatan Wakil Presiden. Meskipun pencapaiannya diwarnai dengan kontroversi, ia tetap dikenang sebagai sosok yang berpengaruh dalam sejarah Indonesia.

Also Read

Bagikan:

Ads - Before Footer