Viral: Alasan Tri Risma Melabrak PKL di Taman Bungkul 2014

Pasha Pratama

Surabaya, Senin 29 Januari 2023 – Masih ingatkah Anda dengan peristiwa menghebohkan saat Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya saat itu, melabrak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di Taman Bungkul pada 2014? Aksi tersebut sempat viral dan menuai reaksi beragam dari masyarakat.

Latar Belakang

Taman Bungkul merupakan salah satu ruang publik kebanggaan warga Surabaya. Taman seluas 9 hektare itu telah direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Surabaya pada 2013 dengan biaya sekitar Rp 10 miliar. Namun, setelah taman dibuka kembali untuk umum, banyak PKL yang berjualan di area taman, sehingga mengotori dan merusak keindahan taman.

Pemerintah Kota Surabaya telah berulang kali mengimbau PKL untuk tidak berjualan di Taman Bungkul. Namun, imbauan tersebut tidak digubris. Bahkan, beberapa PKL mendirikan lapak permanen di dalam taman.

Kronologi Peristiwa

Pada Sabtu, 28 Desember 2014, Tri Rismaharini didampingi sejumlah pejabat Pemkot Surabaya melakukan inspeksi mendadak ke Taman Bungkul. Saat tiba di lokasi, Risma mendapati sejumlah PKL masih berjualan di area taman, meski telah melanggar peraturan.

Risma langsung naik pitam dan melabrak para PKL. Ia membentak dan mengusir PKL agar keluar dari taman. "Kalian ini PKL liar! Rusak taman ini!" kata Risma dengan nada tinggi.

Beberapa PKL ketakutan dan langsung membongkar lapaknya. Namun, ada juga yang membantah dan terlibat adu mulut dengan Risma.

Reaksi Masyarakat

Aksi Risma melabrak PKL di Taman Bungkul mendapat reaksi beragam dari masyarakat. Ada yang mendukung tindakan tegas Risma, namun ada pula yang mengkritiknya karena dianggap berlebihan.

Pihak yang mendukung menilai tindakan Risma diperlukan untuk menegakkan aturan dan menjaga kebersihan taman. Mereka berpendapat bahwa para PKL telah merusak keindahan taman dan mengganggu kenyamanan pengunjung.

Di sisi lain, pihak yang mengkritik menganggap tindakan Risma terlalu kasar dan tidak sesuai dengan karakter seorang pemimpin. Mereka berpendapat bahwa Risma seharusnya mencari solusi yang lebih humanis dalam mengatasi masalah PKL.

Tanggapan Tri Rismaharini

Menanggapi reaksi masyarakat, Risma membenarkan bahwa ia memang marah pada saat itu. Ia mengaku kesal karena para PKL tidak mau mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.

"Saya memang marah karena mereka tidak mau mendengarkan. Saya sudah berkali-kali mengimbau mereka untuk tidak berjualan di taman, tapi mereka tidak mau," kata Risma.

Solusi yang Dilakukan

Setelah peristiwa tersebut, Pemerintah Kota Surabaya merelokasi para PKL ke lokasi yang lebih layak di sekitar Taman Bungkul. Pemkot juga mendirikan pasar rakyat di Jalan Raya Darmo sebagai tempat khusus bagi PKL.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga memperketat pengawasan di Taman Bungkul untuk mencegah PKL kembali berjualan di area taman.

Dampak Peristiwa

Peristiwa Tri Risma melabrak PKL di Taman Bungkul 2014 berdampak cukup besar. Peristiwa tersebut menjadi sorotan nasional dan memunculkan perdebatan tentang manajemen ruang publik dan penataan PKL.

Peristiwa tersebut juga meningkatkan popularitas Tri Rismaharini di kalangan masyarakat. Risma dipandang sebagai pemimpin yang tegas dan berani menegakkan aturan.

Kesimpulan

Peristiwa Tri Risma melabrak PKL di Taman Bungkul 2014 menjadi sebuah momen bersejarah dalam penataan ruang publik di Surabaya. Peristiwa tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah kota dalam menciptakan ruang publik yang bersih, rapi, dan nyaman bagi warganya.

Also Read

Bagikan:

Ads - Before Footer